Sabtu, 11 Juli 2015

Filosofi Hujan



Aku membuka jendela kamarku saat hujan mulai turun, menghirup napas dalam semampuku, menikmati aroma tanah kering yang baru saja tersiram air hujan. Tercium aroma hujan yang khas seperti basa yang jarang sekali orang - orang menyadarinya.
Tetes-tetes anugrah tuhan yang satu ini selalu bisa membuatku nyaman. Aku pun tersenyum tanpa di sadari.


Untuk mendeskripsikan kecintaan ku pada salah satu ciptaan dan karunia terindah yang di beri tuhan ini rasa nya sudah tak perlu lagi, ini adalah wujud nyata dari sumber kebahagiaan ku. Hujan menyelipkan segala rasa termasuk duka. Namun aku memilih bahagia sebagai kadar yang paling banyak di dalamnya.


Lewat hujan aku belajar banyak hal, memaknai sebuah pesan bisu lewat karya Tuhan yang paling indah. Misalnya, kesedihan. Perasaan itu hadir saat ada awan hitam menggeser awan putih, awan itu menimbulkan efek yang menakutkan lewat hujan yang sangat deras dan lewat gemuruh petir yang memekakan. Namun awan itu hadir hanya sebentar, awan itu sedang menguji kita, dia ingin melihat apakah kita akan tetap tinggal dan menunggunya reda atau pergi menembusnya. Atau mungkin sebagian orang akan menikmati kehadiran nya, kita tidak tahu. Perlahan awan itu bergerak pergi meninggalkan sisa-sisa gerimis, awan putih mulai hadir kembali. Hujan dan awan merupakan satu kesatuan yang ku kagumi. Bahkan Tuhan menyelipkan pelangi di dalamnya, menambah keindahan lukisan alam yang memesona. Entah siapa yang memulai, semua orang tahu pelangi akan hadir beriringan setelah badai reda. Setiap orang memaknai nya seperti itu, tapi kenapa kita tak pernah tahu jika kita bahkan bisa menari di tengah iringan badai, memaknai segala nya semudah mungkin karena meyakini satu hal, badai singgah tak akan lama, maka nikmatilah.


Hujan itu diciptakan untuk banyak hal, salah satu nya untuk menumbuhkan kehidupan. Tanpa hujan, tidak akan ada tumbuhan yang tumbuh. Hujan turun, menggenang lalu pergi lagi. Segala ciptaan Tuhan yang datang akan pergi lagi. Hujan pun tidak akan pernah tau kapan ia diciptakan dan kapan ia kembali, seringkali kita melihat langit yang cerah tiba-tiba hujan turun tak lama lalu reda. Hujan pun tak tahu harus hadir dalam keadaan seperti apa. Apakah hujan bisa memilih ingin diturunkan dimana? Di atas aspal? Di atas kuburan? Di atas sungai atau laut? Atau di atas padang rumput? Hujan tidak tau, yang hujan tau titik air nya sebagian akan menggenang lalu hilang. Yang ia tahu, ia telah menjalankan tugasnya dengan baik.


Seringkali aku mengabaikan hal-hal kecil yang patut aku syukuri kehadiran nya, karena segala hal Tuhan ciptakan dengan sebuah alasan, dengan sebuah makna besar yang terkandung di dalamnya karena alam pun merupakan guru kita. Guru yang dapat memberikan makna tentang segala aspek kehidupan dari sudut pandang sekecil apapun itu.


Aku menutup jendela kamarku saat gerimis itu mulai reda. Rasa syukur ku selalu bertambah setelah aku melihat hujan. Kerinduan ku perlahan terobati.

Rabu, 08 Juli 2015

TAK KEMANA MANA




Awal cerita yang selalu bahagia
Adalah skenario yang ditawarkan cinta
Namun hanya Tuhan yang tahu kemana
Perjalanan ini kan bermuara nantinya

Kita sedang bahagia
Jangan buang waktu menerka-nerka akhirnya
Tenang, aku di sini, selama kau di sisi
Aku berjanji tak kemana-mana

Mungkin saja esok, mungkin saja lusa
Mungkin saja dunia sekejap jadi berbeda
Perasaan dan segenap cinta yang kau dan yang aku punya
Kan tetap sama 



Kita sedang bahagia
Jangan buang waktu menerka-nerka akhirnya
Tenang, aku di sini, selama kau di sisi
Aku berjanji tak kemana-mana

Masa depan yang aku inginkan adalah membahagiakanmu
Ku mulai hari ini (let’s be grateful for this)

Bagai bulan dan bintang kita takkan terpisahkan, kita terus bersama
Warna kita selalu terang, itu jadi pegangan, janganlah pikirkan
Masa depan menjauh, tujuan masih jauh
Nikmatilah saat ini, toh bahagia kita bersatu
Kan ku pegang tanganmu, sertakan pelukanku
Cerita nanti biar nanti, syukuri ini dulu

Kita sedang bahagia (sedang bahagia)
Jangan buang waktu menerka-nerka akhirnya (jangan buang waktu percuma)
Tenang, aku di sini (selalu di sini), selama kau di sisi
Aku berjanji mulai hari ini (hari ini)
Hingga tua nanti tak kemana-mana, tak kemana-mana




Selasa, 07 Juli 2015

Semua badai pasti berlalu, semua masalah pasti ada waktunya, semua kesakitan, ketersingungan jangan sampai mengurangi rasa syukur terhadap kehidupan. Hidup ini berharga.


Ya.. semua badai pasti berlalu karena pada dasarnya ALLAH S.W.T tidak akan pernah menguji seseorang diluar pada batas kemampuan yang dimiliki seseorang. Jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun karena kita selalu disarankan untuk senantiasa berikhtiar dan selalu mencoba untuk mendapatkan jalan keluar dari masalah yang pasti ada pada kehidupan seseorang. Memang persoalan tidak selamanya mudah dan dapat diselesaikan secara mudah dan cepat. Setiap orang memiliki masalah yang berbeda dan memiliki porsi yang berbeda pula, tapi yang perlu kita ingat adalah keputus asaan tidak akan menciptakan hasil apapun, putus asa hanya semakin akan memperburuk keadaan..


Ya, alasan saya saat ini menulis tulisan ini adalah sebenarnya ingin memotivasi diri saya sendiri.
Bagaimana cara keluar dari masalah secara tepat dan cepat. Tentunya kita dilahirkan atau diciptakan oleh ALLAH S.W.T dengan akal dan pikiran, maka berdosalah kita ketika berputus asa dalam menghadapi suatu masalah.

Setiap orang punya tanggung jawab yang harus ditempuh dalam hidup yang terkadang kita menjadikan tanggung jawab itu sebagai dilema dan menjadi sebuah masalah yang seharus tidak ada.
Mulailah selalu berusaha keluar dari masalah dan atasi dengan bijak, kerena dibalik sebuah masalah ada sebuah pelajaran yang mendewasakan seseorang. Hidup tanpa masalah itu tidak mungkin. Tanpa masalah kita tidak akan bisa menjadi pribadi yang lebih baik guys!!
Lakukan yang terbaik semua demi ALLAH S.W.T dan orang orang tersayang disekeliling kalian, maka kita akan selalu semangat dalam melakukannya.. berdoa dan berusaha, ALLAH akan senantiasa membantu memberikan jalan keluar.. J

Jangan sampai mengurangi rasa syukur terhadap kehidupan. Hidup ini berharga.